TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR -
Lontong kerap disajikan dengan sate, lotek, gulai kambing, dan lainnya.
Lontong pun banyak ditemui di pelbagai daerah sebagai makanan pengganti
nasi putih.
Di Kabupaten Cianjur, terdapat makanan berbahan lontong yang diminati warga di Kabupaten Cianjur. Adalah lontong sayur di Jalan Sinar, Kelurahan Sayang, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur, Lontong sayur itu terkenal dengan sebutan Lontong Garasi.
Pemilik Lontong Garasi ini sudah berjualan lontong sayur menggunakan gerobak sejak 1980. Lantaran kerap berjualan di depan garasi di Jalan Sinar, lontong sayur milik Hasan (62) itu pun akhirnya dikenal menjadi Lontong Garasi.
Namun seiring berjalannya waktu, Hasan akhirnya mengontrak, rumah toko (ruko) di Jalan Sinar. Ia pun memanjangkan kata garasi menjadi gaya rasa spesial (garasi) lontong sayur khas Kabupaten Cianjur.
"Awalnya dulu saya jualannya pakai gerobak, ya di depan ruko yang saya sewa ini. Dulu memang masih garasi, sampai akhirnya saya kontrak. Tapi warga masih terus menyebutnya Lontong Garasi," ujar Hasan kepada Tribun di kiosnya.
Diakui Hasan, memang tak ada yang spesial dari Lontong Garasi ini. Hanya irisan lontong dan tahu putih dilumuri kuah santan dan sedikit kecap. Di atasnya ditaburi bawang goreng dan kerupuk. Namun kekhasan Lontong Garasi ini terletak pada tahu dan kuah santannya.
"Tahunya bukan seperti yang biasa dijual di pasar-pasar. Resepnya dari saya, cuma yang buatnya di tukang tahu. Kalau santannya dicampur rempah-rempah saja. Hanya saja santannya memang berbeda agak kental," kata Hasan yang tak mau menyebutkan bumbu rahasianya itu.
Untuk harganya cukup terjangkau. Setiap porsinya dihargai Rp 8 ribu sampai Rp 11 ribu. Tergantung selera, ada yang porsi kecil, besar, dan kuah santan terpisah. Setiap harinya, Hasan mampu menjual sekitar 200 porsi atau sebanyak 40 liter beras serta 600 tahu setiap harinya.
Lontong sayur di sini memang tidak pakai potongan daging. "Kalaupun ada paling pakai telor utuh. Itu sudah kami sediakan di meja makan. Kalau kerupuk juga kami sediakan sesuai selera. Ada emping, kerupuk biasa, dan kerupuk udang," ujar Hasan.
Di Kabupaten Cianjur, terdapat makanan berbahan lontong yang diminati warga di Kabupaten Cianjur. Adalah lontong sayur di Jalan Sinar, Kelurahan Sayang, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur, Lontong sayur itu terkenal dengan sebutan Lontong Garasi.
Pemilik Lontong Garasi ini sudah berjualan lontong sayur menggunakan gerobak sejak 1980. Lantaran kerap berjualan di depan garasi di Jalan Sinar, lontong sayur milik Hasan (62) itu pun akhirnya dikenal menjadi Lontong Garasi.
Namun seiring berjalannya waktu, Hasan akhirnya mengontrak, rumah toko (ruko) di Jalan Sinar. Ia pun memanjangkan kata garasi menjadi gaya rasa spesial (garasi) lontong sayur khas Kabupaten Cianjur.
"Awalnya dulu saya jualannya pakai gerobak, ya di depan ruko yang saya sewa ini. Dulu memang masih garasi, sampai akhirnya saya kontrak. Tapi warga masih terus menyebutnya Lontong Garasi," ujar Hasan kepada Tribun di kiosnya.
Diakui Hasan, memang tak ada yang spesial dari Lontong Garasi ini. Hanya irisan lontong dan tahu putih dilumuri kuah santan dan sedikit kecap. Di atasnya ditaburi bawang goreng dan kerupuk. Namun kekhasan Lontong Garasi ini terletak pada tahu dan kuah santannya.
"Tahunya bukan seperti yang biasa dijual di pasar-pasar. Resepnya dari saya, cuma yang buatnya di tukang tahu. Kalau santannya dicampur rempah-rempah saja. Hanya saja santannya memang berbeda agak kental," kata Hasan yang tak mau menyebutkan bumbu rahasianya itu.
Untuk harganya cukup terjangkau. Setiap porsinya dihargai Rp 8 ribu sampai Rp 11 ribu. Tergantung selera, ada yang porsi kecil, besar, dan kuah santan terpisah. Setiap harinya, Hasan mampu menjual sekitar 200 porsi atau sebanyak 40 liter beras serta 600 tahu setiap harinya.
Lontong sayur di sini memang tidak pakai potongan daging. "Kalaupun ada paling pakai telor utuh. Itu sudah kami sediakan di meja makan. Kalau kerupuk juga kami sediakan sesuai selera. Ada emping, kerupuk biasa, dan kerupuk udang," ujar Hasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar